BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
suatu perusahaan kekayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan berjalannya kegiatan
perusahaan sangat berhubungan erat dengan kepemilikan kekayaan perusahaan.
Disisi lain kepemilikan kekayaan perusahaan harus di kelola dan ungkapkan
dengan benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar informasi
yang diberikan nantinya tidak menyesatkan bagi pemakai Laporan keuangan .
Audit
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kewajaran atas
akun yang terdapat pada laporan keuangan dari kesalahan mencatat maupun
kesalahan dalam mengalokasikan biaya, baik yang disengaja maupun tidak
disengaja. Audit dapat dilakukan oleh pihak intern maupun oleh pihak ekstern.
Dalam
Pemeriksaan akuntansi baik yang dilakukan oleh auditor intern ataupun oleh
auditor ekstern , harus diketahui terlebih dahulu tentang tujuan perusahaan
dalam melaksanakan Pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan karena diketahui
sebelumnya adanya ketidakberesan atau biasa disebut dengan tujuan khusus , maka
Pemeriksaan harus dilakukan dengan sedetail mungkin dan sample yang digunakan
adalah 100 % atau semua kegiatan yang berkaitan dengan masalah tersebut harus
di periksa. Agar diketahui ketidakberesan yang terjadi karena apa dan berapa
nilai kesalahannya, serta siapa pihak yang terkait yang melakukan kesalahan
(disengaja atau tidak). Berbeda dengan Pemeriksaan yang tujuannya adalah umum
dimana perusahaan hanya menginginkan penilaian terhadap pihak auditor, untuk
menyatakan wajar atau tidak terhadap pelaksanaan kegiatan akuntansi yang sudah
dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan demikian untuk Pemeriksaan umum ini
auditor tidak harus melakukan Pemeriksaan dengan 100 % Bukti transaksi , tetapi
dapat dengan menggunakan sample Bukti yang sebelumnya dilakukan penilaian
system pengendalian intern, materialitas perusahaan dan risiko perusahaan.
Aktiva
Tetap sebagai salah satu akun yang mempunyai nilai material , maka adanya
kesalahan pencatatan, perhitungan, penyajian dapat menimbulkan penafsiran yang
berbeda oleh pemakai Laporan keuangan. Hal ini sangat merugikan baik oleh
perusahaan sendiri maupun oleh pihak ekstern yaitu seperti kreditur, investor,
pemegang saham, publik. Untuk
itu diperlukan audit untuk menghindari kesalahan dalam pelaporan keuangan. Agar
audit dapat memberikan laporan yang memberikan risiko kecil maka perlu dibuat
teknik audit yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan . Demikian pula
diperlukan orang yang kompeten dan independen dalam melaksanakan audit
tersebut. Dari masalah tersebut maka muncul pertanyaan tentang bagaimana teknik
audit aktiva tetap dilakukan agar terhindar dari kesalahan dalam pelaporan
keuangan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari aset tetap ?
2.
Bagaimana prosedur pemeriksaan aset tetap ?
3.
Apa saja standar audit pemeriksaan aset tetap ?
4.
Seberapa besar tingkat risiko pada saat pemeriksaan aset
tetap ?
5.
Apa saja tujuan dari pemeriksaan aset tetap ?
6.
Bagaimanakah contoh ICQ dari pemeriksaan aset tetap ?
7.
Bagaimana kertas kerja pemeriksaan aset tetap ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan hal-hal yang ada
dalam rumusan masalah di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Aset Tetap
Aset tetap
adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva
diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang
diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.
Aset tetap
meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva
yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin
serta peralatan lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aset tetap pada
awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah
kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan."
Fixed Assets atau Aset Tetap Bisa Dibedakan Menjadi :
1.
Fixed tangible
assets ( aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba).
2.
Fixed intangible
assets ( aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidal bisa dilihat
dan tidak bisa diraba).
Yang Termasuk Fixed
Tangible Assets Misalnya :
a.
Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor,
pabrik atau rumah. Tanah ini biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun
peraturan pajak). Tanah bisa dimilki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan
(biasanya jika kita membeli rumah dari real
estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak guna usaha dan hak
pakai.
Perlu diperhatikan bahwa perusahaan asing dan warga
negara asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak milik.
b.
Gedung (Building)
termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin (Machinery), peralatan (Equipment),
Furniture & Fixtures (meja,
kursi), Delivery Equipment/Vehicles (mobil,
motor, kapal laut, pesawat terbang).
c.
Natural Resources (Sumber Alam),
seperti pertambangan minyak, batu bara, emas, marmer dan hak pengusahaan hutan
(HPH). Natural resources ini harus dideplesi, bukan disusutkan, pada
saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.
Yang Termasuk Intangible
Assets Misalnya :
Hak paten, hak cipta (copy right), franchise,
goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum
perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian).
Contoh dari franchise misalnya Kentucky
Fried Chiken, Hamburger, Mc.Donald, Es teller’77. Dalam hal ini pengusaha
yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus menandagtangani kontrak
dengan pemilik fanchise, agar bisa
menjual/minuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis
makanan tersebut tentu saja dengan membayar royalti.
Metode Perhitungan Penyusutan
Penyusutan dapat dilakukan dengan
berbagai metode yang dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Metode aktivitas (Activity Method)
2. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
3. Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method)
4. Metode Penyusutan Khusus
Transaksi
Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pengertian
Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pembiayaan secara tunai berarti
perusahaan harus menyiapkan dan mengeluarkan dana tunai sebesar harga aktiva
tetap yang baru. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembiayaan tunai
dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva
tetap tersebut.
Perusahaan harus sanggup menyediakan uang tunai sebesar harga aktiva tetap dan
menyetorkan kepada pihak supplier. Setelah bukti pembayaran telah diterima,
supplier akan mengirimkan aktiva tersebut kepada perusahaan yang membeli dengan
biaya-biaya yang telah disepakati dalam perjanjian jual beli barang.
Transaksi
Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Kredit Bank
Pengertian
Kredit Bank
Kata kredit berasal dari bahasa
latin yaitu “credere”, yang artinya percaya. Menurut Hasibuan (2001:87),
“Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya
oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”.
Jenis Kredit Bank Berdasarkan Jangka Waktu
Menurut Home
(1992), ada dua pembedaan jangka waktu kredit, yaitu:
1. Kredit
jangka pendek merupakan kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun.
2. Kredit
jangka panjang merupakan kredit yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.
Keuntungan utama dari pinjaman jangka panjang adalah fleksibilitasnya. Debitur
berurusan langsung dengan yang meminjamkan, dan pinjaman dapat disesuaikan
terhadap kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung.
Transaksi
Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi
Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi sewa guna usaha (leasing),
menurut The International Accounting Standart (IAS 17) Triandaru, Sigit
2006 : “Suatu perjanjian dimana pemilik asset atau perusahaan sewa guna usaha (lessor)
menyediakan barang atau asset dengan hak penggunaan kepada penyewa guna usaha (lessee)
dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu.”
Jenis Sewa
Guna Usaha (leasing)
Menurut
Suandy (2008), sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu:
- Sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi (finance lease/capital lease) adalah sewa guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa yang disepakati
- Sewa guna usaha (leasing) tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) tersebut.
Perbandingan
Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif Pembiayaan
Tunai,
Kredit Bank, dan Sewa Guna Usaha (leasing)
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva
tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam
perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam
sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :
1. Pembiayaan
aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang dapat dibebankan dalam
laporan keuangan fiskal perusahaan adalah biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai
dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan
yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang berkenaan dengan perolehan aktiva
tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan.
2. Pembiayaan
aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membayar sewa guna usaha (leasing) dapat dibiayakan
pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan, sedangkan untuk
biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lessee (perusahaan)
selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui
jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar
nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah
ditentukan perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode
dan umur aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan.
3. Pembiayaan
aktiva tetap dengan kredit bank.
Biaya yang boleh dikurangkan dalam
laporan keuangan fiskal adalah beban bunga atas kredit bank tersebut serta
biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang
telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.
Penghentian
Pemakaian Aktiva Tetap
Efraim (2012:234), mengatakan ada
beberapa transaksi yang menghentikan pemakaian aset tetap, yaitu:
a.
Penjualan
Aset Tetap
Jika penggunaan aset tetap tertentu
dihentikan, rekening-rekening yang bersangkutan dengan aset tetap tersebut
harus dihapuskan. Jika penghentian disebabkan transaksi penjualan, selisih
antara harga jual dengan nilai buku aset tetap yang tersisa harus diakui
sebagai laba atau rugi. Jika nilai buku aset lebih kecil dibandingkan dengan
kas/aset lain yang diterima, timbul keuntungan. Sebaliknya jika nilai buku aset
lebih besar dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul kerugian.
b. Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap
Apabila aset tetap dihentikan karena berakhirnya masa manfaatnya, semua akun yang
berkaitan dengan aset tetap tersebut harus dihapus. Dalam transaksi ini, saat
aset tetap dihentikan masa pemakaiannya masih memiliki nilai residu, harus
diakui sebagai rugi penghentian aset tetap.
c. Pertukaran Dengan Aset Lain Harga
pertukaran aset tetap yang didapat melalui pertukaran dengan surat berharga
diukur dengan jumlah uang yang dapat direalisasikan apabila surat berharga
tersebut dijual. Jika harga pasar surat-surat berharga tidak dapat ditentukan ,
harga pasar aset tetap yang diperoleh menjadi dasar pencatatan aset yang
bersangkutan. Jika harga pasar kedua aset tersebut tidak ada maka aset tetap
tersebut harus ditaksir oleh pihak yang independen, misalnya oleh penilai (appraiser).
2.2 Prosedur Pemeriksaan Aset
Tetap
Prosedur audit atas aset tetap
adalah sebagai berikut
- Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.
- Minta kepada klien Top Schedule Serta Supporting Schedule aset tetap yang berisikan saldo awal, penambahan serta pengurangan-penguranganya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutanya.
- Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan general ledger atau sub-ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
- Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk penambahan lihat pprovalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Untuk pengurangan dapat dilihat dari otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugiann atas penjualan aset tetap tersebut. Selain itu periksa penerimaan hasil penjualan aset tetap tersebut.
- Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari aset tetap
- Periksa bukti pemilikan aset tetap tersebut, untuk tanah, gedung,periksa sertifikat tanag dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan). Untuk kendaraan periksa BPKB, STNK-nya.
- Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditure.
- Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah insurance coveragenya cukup atau tidak
- Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkirakan dengan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
- Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada aset tetap dijadikan sebagai jaminan atau tidak, dan jika ada maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
- Periksa apakah ada Commitment yang buat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual aset tetap
- Untuk konstruksi dalam proses kita periksa penambahanya dan apakah ada konstruksi bangunan dalam proses (Contruction in Progress) yang harus ditransfer ke aset tetap
- Jika ada aset tetap yang diiperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing
- Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank
- Periksa penyajianya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
2.3
Standar Audit Pemeriksaan Aset Tetap
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 16, hal.
16.1 & 16.2 – IAI 2015)
Aset tetap adalah aset berwujud
yang :
a)
Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan
administratif.
b)
Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Menurut SAK ETAP IAI, 2019:68) :
Aset tetap adalah
aset berwujud yang :
a)
Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
b)
Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Suatu benda
berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset teatp
bila :
a)
Besar kemungkinan (probable)
bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang yang berkaitan dengan aset
tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan;
b)
Biaya perolehan dapat diukur secara andal.
Berapa sifat atau ciri
aset tetap dalah :
1.
Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau
diperjual belikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam
kegiatan operasi perusahan.
2.
Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3.
Jumlahnya cukup material.
2.4
Tingkat Risiko Pemeriksaan Aset Tetap
1.
Risiko Bawaan
Risiko bawaan
adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah
saji materiall, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang saling berkaitan.
2.
Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian
adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu
asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian
intern entitas.
3.
Risiko Deteksi
Risiko deteksi
adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang
terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas
prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Pada pengujian
substantif atas piutang usaha, pengujian detail saldo kategori konfirmasi
piutang merupakan prosedur yang penting. Prosedur ini sangat perlu dilakukan
karena merupakan prosedur auditing
yang diterima umum, kecuali apabila piutang tidak material, tidak efektif,
resiko bawaan, maupun resiko pengendaliannya rendah, yang dimana jika risiko pengendalian ditaksir terlalu rendah,
risiko deteksi dapat terlalu tinggi ditetapkan dan auditor dapat melaksanakan
pengujian substantif yang tidak memadai sehingga auditnya tidak efektif.
Bila auditor tidak melakukan konfirmasi, ia harus mencantumkam dalam kertas
kerja mengenai alasannya dan bagaimana
akuntan mengatasinya atau tindakan alternatif yang dilakukan.
SAS 67, The confirmation process (AU 330)
mensyaratkan bahwa auditor harus melakukan prosedur konfirmasi dalam proses
pengauditan kecuali: 1) piutang dagang berjumlah tidak material untuk laporan
keuangan secara keseluruhan 2) penggunaan konfirmasi dinilai tidak efektif 3)
perencanaan auditor berkaitan dengan resiko bawaan dan resiko pengendalian
rendah dan bukti yang diharapkan dengan prosedur analitis atau pengujian
substantif detail cukup untuk mencapai resiko audit yang diterima. Dalam
melaksanakan prosedur konfirmasi, auditor perlu mengambil keputusan mengenai
jenis konfirmasi yang digunakan, penentuan kapan dilakukan konfirmasi dan
besarnya sampel yang dipilih.
2.5
Tujuan Pemeriksaan Aset Tetap
Dalam suatu
pemeriksaan umum, pemeriksaan atas aset tetap mempunyai beberapa tujuan sebagai
berikut:
- Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap
- Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan (Neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh organisasi
- Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan sesuatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar
- Untuk memeriksa apakah penarikan aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
- Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, Konsisten, dan apakah perhitunganya telah dilakukan dengan benar (secara akurat)
- Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
- Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
2.6
Internal Control Qustioner (ICQ) Pemeriksaan Aset Tetap
Contoh Internal Control
Questionaires (ICQ) Aset Tetap (Fixed
Assets)
KLIEN
|
Y=Ya
|
T=Tidak
|
TR= Tidak Relevan
|
Y
|
T
|
TR
|
|
PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP
|
|||
1. Apakah semua penambahan atau pengurangan:
a.
Diotorisasi sebagaimana
mestinya secara tertulis?
b.
Diusulkan dengan surat
yang menunjukkan:
1) Pertimbangan ?
2) Harga taksiran (Estimated cost)?
3) Supplier ?
4) Spesifikasi ?
5) Perkiraan yang di debet/ di kredit ?
6) Taksiran umur (estimated useful life)dan presentase penyusutan
atas tambahan baru?
c.
Apakah bukti atas
dilepaskannya sesuatu aset tetap yang akan diganti baru(replace)telah diotorisasikan?
d.
Apakah setiap mutasi
atau pemindahan secara rutin dilaporkan kepada bagian akuntansi ?
2. Apakahdisusun anggaran untuk pengeluaran
modal/investasi (capital expenditure) dan persetujuan tertulis atas setiap proyek yang besar ditandatangani
oleh staf yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris/Rapat Umum Pemegang Saham dan
diberikan kepada:
a. Bagian Pembelian?
b. Bagian Teknik?
c. Bagian Akuntansi?
3. Apakah semua pengeluaran investasi(capital expenditure)dalam bentuk upah, bahan, dan persediaan harus melalui prosedur
administrasi yang sama dengan revenue expenditure (pengeluaran yang langsung dibebankan sebagai
biaya)?
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
|
|
ASET TETAP DALAM PEMBANGUNAN
|
|||
4. Apakah proyek tersebut :
a. Terpisah dalam perkiraan kontrol tersendiri
dalam Buku Besar(misalnya Contruction in progress)?
b. Terkontrol atas tiap jenis perkiraan ?
c. Diotorisasi dan dirumuskan secara jelas ?
d. Penyimpangan dari anggaran yang telah
ditetapkan harus mendapatkan persetujuan tambahan ?
|
√
√
√
√
|
|
|
REGISTRASI
|
|||
5. Apakah registrasi/dokumen aset tetap :
a. Disimpan dengan baik oleh perusahaan ?
b. Up to date?
c. Secara berkala dicocokkan dengan perkiraan
kontrol buku besar ?
d. Menunjukkan perincian sebagai berikut :
1) Nomor identifikasi ?
2) Lokasi ?
3) Taksiran umum ?
4) Persentase penyusutan ?
6. Apakah semua aset tetap :
a. Diamankan dengan baik ?
b. Dirawat dengan baik ?
c. Diasurasikan dengan cukup ?
7. Apakah peralatn dan perkakas kecil terkontrol
dengan cukup :
a. Atas perolehannya ?
b. Atas penyusutannya ?
c. Diamankan dan dirawat dengan baik ?
8. Apakah terdapat pengawasan yang baik terhadap
bukti-bukti pemilikan(title deeds) aset tetap :
a. Perincian secara jeas pemilikan dibuat dalam
suatu daftar?
b. Disimpan oleh bagian yang terpisah dari bagian
Akuntansi ?
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
|
|
CURRENT VALUE
|
|
||
9. Apakah nilai buku aset tetap jauh menyimpang
bila dibandingkan dengan taksiran harga pasar yang berlaku (estimated current
market value)?
10. Apakah metode dan presentase penyusutan :
a. Sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS ?
b. Sesuai dengan UU PPh ?
c. Metode penyusutan yang digunakan adalah:
..................Staright
Line........................................................
............
...............................................................................................
.............
..............................................................................................
.............
...............................................................................................
.............
|
√
√
√
|
|
|
PENYEWAAN ASET TETAP (LEASING FIXED ASSETS)
|
|
||
11. Apakah aset tetap disewa dan bukan dibeli,
apakah :
a. Kontrak sewa menyewa diotorisasikan sebagaimana
mestinya ?
b. Pembukuannya cocok dengan jenis sewa yang
bersangkutan dan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS ?
c. Uang sewa dan perjanjiannya secara jelas
dinyatakan untuk dapat menunjukkan keadaan yang layak ?
|
√
√
√
|
|
|
UMUM
|
|
||
12. Apakah sistem informasi meliputi di mana perlu :
a. Anggaran untuk pengeluaran investasi (capital expenditure)?
b. Alasan untuk pengeluaran investasi ?
c. Persentase keuntungan yang diharapkan atas
investasi tersebut ?
d. Penjelasan atas penyimpangan yang besar antara
anggaran dengan pengeluaran yang sesungguhnya ?
13. Apakah perusahaan telah menetapkan perumusan
kebijaksanaan yang jelas untuk membedakan pengeluaran investasi (capital expenditure) dengan pengeluaran biaya (revenue expenditure)? Jelaskan :
Pengeluaran di atas Rp
30.000.000 dikapitalisir.
14. Apakah dibuat buku/daftar aset tetap ?
15. Apakah total jumlah perincian dicocokkan secara
berkala dengan perkiraan kontrolnya ?
16. Apakah masing-masing aset tetap diberi
tanda/kode pengenal?
17. Apakah aset tetap yang telah disusutkan penuh,
tapi masih tetap digunakan tetap tercatat pada perkiraan aset
?
18. Apakah buku/daftar aset tetap di-review minimal setahun sekali, untuk
mengetahui barang yang rusak atau yang menganggur ?
Jelaskan :
Dilakukan bersamaan dengan inventarisasi aset tetap.
19. Apakah prosedur rutin menjamin bahwa selalu
segera dilaporkan kepada bagian akuntansi dan dibukukan atas :
a. Proyek yang sudah selesai ?
b. Aset tetap yang disingkirkan karena tidak
berguna lagi (retirement)?
c. Penjualan aset tetap ?
20. Bila dibuat laporan keuangan interim, apakah
biaya penyusutan diperhitungkan ?
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tercantum pada
pernyataan di atas:
..............................................................................................................
.........
..............................................................................................................
.........
..............................................................................................................
.........
B. Catatan lain :
..............................................................................................................
........
.............................................................................................................
........
.............................................................................................................
........
C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk)?
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
|
|
Diisi Oleh :
|
|
|
|
Direview Oleh :
|
|
|
|
2.7 Contoh Kertas Kerja
Pemeriksaan Aset Tetap
KERTAS
KERJA PEMERIKSAAN ASET TETAP
Ø Top Schedule AsetTetap
Ø Supporting Schedule Aset Tetap
Ø
KertasKerjaAnalisis
Repair dan Maintenance
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktiva
tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relative permanen dan
digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan.
Kriteria Aktiva Tetap yaitu : berwujud, umurmya lebih dari satu tahun,
digunakan dalam operasi perusahaan, Tidak diperjualbelikan, material dan
dimiliki perusahaan.Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan
untuk memperoleg suatu aktiva tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan.
Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke
dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut.
3.2 Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva Tetap
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar
akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi
lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan
semakin luas.
DAFTAR
PUSTAKA
Agoes,
Sukrisno, 2012, Auditing: Petunjuk
Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik, Edisi ke-4, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta
maaf ka gambar kertas kerjanya ga bisa di lihat
BalasHapusmohon maaf yaaa atas ketidaknyamananya
BalasHapus