IKSHAN HASAN

LightBlog

Breaking

TGM

loading...
loading...

Sabtu, 19 Oktober 2019

Makalah Auditing II Pemeriksaan Aset Tetap


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan kekayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan berjalannya kegiatan perusahaan sangat berhubungan erat dengan kepemilikan kekayaan perusahaan. Disisi lain kepemilikan kekayaan perusahaan harus di kelola dan ungkapkan dengan benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar informasi yang diberikan nantinya tidak menyesatkan bagi pemakai Laporan keuangan .

Audit merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kewajaran atas akun yang terdapat pada laporan keuangan dari kesalahan mencatat maupun kesalahan dalam mengalokasikan biaya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Audit dapat dilakukan oleh pihak intern maupun oleh pihak ekstern.

Dalam Pemeriksaan akuntansi baik yang dilakukan oleh auditor intern ataupun oleh auditor ekstern , harus diketahui terlebih dahulu tentang tujuan perusahaan dalam melaksanakan Pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan karena diketahui sebelumnya adanya ketidakberesan atau biasa disebut dengan tujuan khusus , maka Pemeriksaan harus dilakukan dengan sedetail mungkin dan sample yang digunakan adalah 100 % atau semua kegiatan yang berkaitan dengan masalah tersebut harus di periksa. Agar diketahui ketidakberesan yang terjadi karena apa dan berapa nilai kesalahannya, serta siapa pihak yang terkait yang melakukan kesalahan (disengaja atau tidak). Berbeda dengan Pemeriksaan yang tujuannya adalah umum dimana perusahaan hanya menginginkan penilaian terhadap pihak auditor, untuk menyatakan wajar atau tidak terhadap pelaksanaan kegiatan akuntansi yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan demikian untuk Pemeriksaan umum ini auditor tidak harus melakukan Pemeriksaan dengan 100 % Bukti transaksi , tetapi dapat dengan menggunakan sample Bukti yang sebelumnya dilakukan penilaian system pengendalian intern, materialitas perusahaan dan risiko perusahaan.

Aktiva Tetap sebagai salah satu akun yang mempunyai nilai material , maka adanya kesalahan pencatatan, perhitungan, penyajian dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda oleh pemakai Laporan keuangan. Hal ini sangat merugikan baik oleh perusahaan sendiri maupun oleh pihak ekstern yaitu seperti kreditur, investor, pemegang saham, publik. Untuk itu diperlukan audit untuk menghindari kesalahan dalam pelaporan keuangan. Agar audit dapat memberikan laporan yang memberikan risiko kecil maka perlu dibuat teknik audit yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan . Demikian pula diperlukan orang yang kompeten dan independen dalam melaksanakan audit tersebut. Dari masalah tersebut maka muncul pertanyaan tentang bagaimana teknik audit aktiva tetap dilakukan agar terhindar dari kesalahan dalam pelaporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari aset tetap ?
2.      Bagaimana prosedur pemeriksaan aset tetap ?
3.      Apa saja standar audit pemeriksaan aset tetap ?
4.      Seberapa besar tingkat risiko pada saat pemeriksaan aset tetap ?
5.      Apa saja tujuan dari pemeriksaan aset tetap ?
6.      Bagaimanakah contoh ICQ dari pemeriksaan aset tetap ?
7.      Bagaimana kertas kerja pemeriksaan aset tetap ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan hal-hal yang ada dalam rumusan masalah di atas.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Aset Tetap
Aset tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.
Aset tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan (depreciable) mencakup tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya, ataupun sumber-sumber alam.
Aset tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan."
Fixed Assets atau Aset Tetap Bisa Dibedakan Menjadi :
1.      Fixed tangible assets ( aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba).
2.      Fixed intangible assets ( aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidal bisa dilihat dan tidak bisa diraba).

Yang Termasuk Fixed Tangible Assets Misalnya :
a.       Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah ini biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak). Tanah bisa dimilki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita membeli rumah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak guna usaha dan hak pakai.
Perlu diperhatikan bahwa perusahaan asing dan warga negara asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak milik.
b.      Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin (Machinery), peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery Equipment/Vehicles (mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang).
c.       Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara, emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources  ini harus dideplesi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.

Yang Termasuk Intangible Assets Misalnya :

     Hak paten, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian).
     Contoh dari franchise misalnya Kentucky Fried Chiken, Hamburger, Mc.Donald, Es teller’77. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus menandagtangani kontrak dengan pemilik fanchise, agar bisa menjual/minuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis makanan tersebut tentu saja dengan membayar royalti.

Metode Perhitungan Penyusutan
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan sebagai berikut:
1.        Metode aktivitas (Activity Method)

2.        Metode Garis Lurus (Straight Line Method

3.        Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method

4.        Metode Penyusutan Khusus 


Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pengertian Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pembiayaan secara tunai berarti perusahaan harus menyiapkan dan mengeluarkan dana tunai sebesar harga aktiva tetap yang baru. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembiayaan tunai dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut. Perusahaan harus sanggup menyediakan uang tunai sebesar harga aktiva tetap dan menyetorkan kepada pihak supplier. Setelah bukti pembayaran telah diterima, supplier akan mengirimkan aktiva tersebut kepada perusahaan yang membeli dengan biaya-biaya yang telah disepakati dalam perjanjian jual beli barang.

Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Kredit Bank
Pengertian Kredit Bank
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credere”, yang artinya percaya. Menurut Hasibuan (2001:87), “Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”.

Jenis Kredit Bank Berdasarkan Jangka Waktu
Menurut Home (1992), ada dua pembedaan jangka waktu kredit, yaitu:
1.      Kredit jangka pendek merupakan kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun.
2.      Kredit jangka panjang merupakan kredit yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. Keuntungan utama dari pinjaman jangka panjang adalah fleksibilitasnya. Debitur berurusan langsung dengan yang meminjamkan, dan pinjaman dapat disesuaikan terhadap kebutuhan peminjam melalui negosiasi langsung.


Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi sewa guna usaha (leasing), menurut The International Accounting Standart (IAS 17) Triandaru, Sigit 2006 : “Suatu perjanjian dimana pemilik asset atau perusahaan sewa guna usaha (lessor) menyediakan barang atau asset dengan hak penggunaan kepada penyewa guna usaha (lessee) dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu.”

Jenis Sewa Guna Usaha (leasing)
Menurut Suandy (2008), sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
  1. Sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi (finance lease/capital lease) adalah sewa guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa yang disepakati
  2. Sewa guna usaha (leasing) tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) tersebut.

Perbandingan Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif Pembiayaan
Tunai, Kredit Bank, dan Sewa Guna Usaha (leasing)
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :
1.      Pembiayaan aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan adalah biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan biaya-biaya yang berkenaan dengan perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh dibiayakan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan.
2.      Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha (leasing) dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan, sedangkan untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lessee (perusahaan) selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya penyusutan boleh diakui jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan) dengan membayar nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah ditentukan perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan.
3.      Pembiayaan aktiva tetap dengan kredit bank.
Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban bunga atas kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.

Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Efraim (2012:234), mengatakan ada beberapa transaksi yang menghentikan pemakaian aset tetap, yaitu:
a.       Penjualan Aset Tetap
Jika penggunaan aset tetap tertentu dihentikan, rekening-rekening yang bersangkutan dengan aset tetap tersebut harus dihapuskan. Jika penghentian disebabkan transaksi penjualan, selisih antara harga jual dengan nilai buku aset tetap yang tersisa harus diakui sebagai laba atau rugi. Jika nilai buku aset lebih kecil dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul keuntungan. Sebaliknya jika nilai buku aset lebih besar dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul kerugian.
b.      Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap Apabila aset tetap dihentikan karena berakhirnya masa manfaatnya, semua akun yang berkaitan dengan aset tetap tersebut harus dihapus. Dalam transaksi ini, saat aset tetap dihentikan masa pemakaiannya masih memiliki nilai residu, harus diakui sebagai rugi penghentian aset tetap.
c.       Pertukaran Dengan Aset Lain Harga pertukaran aset tetap yang didapat melalui pertukaran dengan surat berharga diukur dengan jumlah uang yang dapat direalisasikan apabila surat berharga tersebut dijual. Jika harga pasar surat-surat berharga tidak dapat ditentukan , harga pasar aset tetap yang diperoleh menjadi dasar pencatatan aset yang bersangkutan. Jika harga pasar kedua aset tersebut tidak ada maka aset tetap tersebut harus ditaksir oleh pihak yang independen, misalnya oleh penilai (appraiser).


2.2 Prosedur Pemeriksaan Aset Tetap
            Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut
  1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.
  2. Minta kepada klien Top Schedule Serta Supporting Schedule aset tetap yang berisikan saldo awal, penambahan serta pengurangan-penguranganya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutanya.
  3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan general ledger atau sub-ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
  4. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk penambahan lihat pprovalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Untuk pengurangan dapat dilihat dari otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugiann atas penjualan aset tetap tersebut. Selain itu periksa penerimaan hasil penjualan aset tetap tersebut.
  5. Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari aset tetap
  6. Periksa bukti pemilikan aset tetap tersebut, untuk tanah, gedung,periksa sertifikat tanag dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan). Untuk kendaraan periksa BPKB, STNK-nya.
  7. Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditure.
  8. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah insurance coveragenya cukup atau tidak
  9. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkirakan dengan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
  10. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada aset tetap dijadikan sebagai jaminan atau tidak, dan jika ada maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
  11. Periksa apakah ada Commitment yang buat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual aset tetap
  12. Untuk konstruksi dalam proses kita periksa penambahanya dan apakah ada konstruksi bangunan dalam proses (Contruction in Progress) yang harus ditransfer ke aset tetap
  13. Jika ada aset tetap yang diiperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing
  14. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank
  15. Periksa penyajianya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
2.3 Standar Audit Pemeriksaan Aset Tetap
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 16, hal. 16.1 & 16.2 – IAI 2015)
Aset tetap adalah aset berwujud yang :
a)      Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
b)      Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Menurut SAK ETAP IAI, 2019:68) :
       
Aset tetap adalah aset berwujud yang :
a)      Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b)      Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

  Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset teatp bila :
a)      Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan;
b)      Biaya perolehan dapat diukur secara andal.

            Berapa sifat atau ciri aset tetap dalah :
1.      Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjual belikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahan.
2.      Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3.      Jumlahnya cukup material.

2.4 Tingkat Risiko Pemeriksaan Aset Tetap
1.      Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji materiall, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian  yang saling berkaitan.
2.      Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
3.      Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Pada pengujian substantif atas piutang usaha, pengujian detail saldo kategori konfirmasi piutang merupakan prosedur yang penting. Prosedur ini sangat perlu dilakukan karena merupakan prosedur auditing yang diterima umum, kecuali apabila piutang tidak material, tidak efektif, resiko bawaan, maupun resiko pengendaliannya rendah, yang dimana jika risiko pengendalian ditaksir terlalu rendah, risiko deteksi dapat terlalu tinggi ditetapkan dan auditor dapat melaksanakan pengujian substantif yang tidak memadai sehingga auditnya tidak efektif. Bila auditor tidak melakukan konfirmasi, ia harus mencantumkam dalam kertas kerja  mengenai alasannya dan bagaimana akuntan mengatasinya atau tindakan alternatif yang dilakukan.

SAS 67, The confirmation process (AU 330) mensyaratkan bahwa auditor harus melakukan prosedur konfirmasi dalam proses pengauditan kecuali: 1) piutang dagang berjumlah tidak material untuk laporan keuangan secara keseluruhan 2) penggunaan konfirmasi dinilai tidak efektif 3) perencanaan auditor berkaitan dengan resiko bawaan dan resiko pengendalian rendah dan bukti yang diharapkan dengan prosedur analitis atau pengujian substantif detail cukup untuk mencapai resiko audit yang diterima. Dalam melaksanakan prosedur konfirmasi, auditor perlu mengambil keputusan mengenai jenis konfirmasi yang digunakan, penentuan kapan dilakukan konfirmasi dan besarnya sampel yang dipilih.

2.5 Tujuan Pemeriksaan Aset Tetap
Dalam suatu pemeriksaan umum, pemeriksaan atas aset tetap mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
  1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap
  2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan (Neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh organisasi
  3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan sesuatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar
  4. Untuk memeriksa apakah penarikan aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
  5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, Konsisten, dan apakah perhitunganya telah dilakukan dengan benar (secara akurat)
  6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
  7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
2.6 Internal Control Qustioner (ICQ) Pemeriksaan Aset Tetap
Contoh Internal Control Questionaires (ICQ)  Aset Tetap (Fixed Assets)
KLIEN
Y=Ya
T=Tidak
TR= Tidak Relevan
Y
T
TR
PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP

1.      Apakah semua penambahan atau pengurangan:
a.         Diotorisasi sebagaimana mestinya secara tertulis?
b.         Diusulkan dengan surat yang menunjukkan:
1)      Pertimbangan ?
2)      Harga taksiran (Estimated cost)?
3)      Supplier ?
4)      Spesifikasi ?
5)      Perkiraan yang di debet/ di kredit ?
6)      Taksiran umur (estimated useful life)dan presentase penyusutan atas tambahan baru?
c.         Apakah bukti atas dilepaskannya sesuatu aset tetap yang akan diganti baru(replace)telah diotorisasikan?
d.         Apakah setiap mutasi atau pemindahan secara rutin dilaporkan kepada bagian akuntansi ?
2.      Apakahdisusun anggaran untuk pengeluaran modal/investasi (capital expenditure) dan persetujuan tertulis atas setiap proyek yang besar ditandatangani oleh staf yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris/Rapat Umum Pemegang Saham dan diberikan kepada:
a.       Bagian Pembelian?
b.      Bagian Teknik?
c.       Bagian Akuntansi?
3.      Apakah semua pengeluaran investasi(capital expenditure)dalam bentuk upah, bahan, dan persediaan harus melalui prosedur administrasi yang sama dengan revenue expenditure (pengeluaran yang langsung dibebankan sebagai biaya)?















































ASET TETAP DALAM PEMBANGUNAN

4.      Apakah proyek tersebut :
a.       Terpisah dalam perkiraan kontrol tersendiri dalam Buku Besar(misalnya Contruction in progress)?
b.      Terkontrol atas tiap jenis perkiraan ?
c.       Diotorisasi dan dirumuskan secara jelas ?
d.      Penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan harus mendapatkan persetujuan tambahan ?





REGISTRASI

5.      Apakah registrasi/dokumen aset tetap :
a.       Disimpan dengan baik oleh perusahaan ?
b.      Up to date?
c.       Secara berkala dicocokkan dengan perkiraan kontrol buku besar ?
d.      Menunjukkan perincian sebagai berikut :
1)      Nomor identifikasi ?
2)      Lokasi ?
3)      Taksiran umum ?
4)      Persentase penyusutan ?
6.      Apakah semua aset tetap :
a.       Diamankan dengan baik ?
b.      Dirawat dengan baik ?
c.       Diasurasikan dengan cukup ?
7.      Apakah peralatn dan perkakas kecil terkontrol dengan cukup :
a.       Atas perolehannya ?
b.      Atas penyusutannya ?
c.       Diamankan dan dirawat dengan baik ?
8.      Apakah terdapat pengawasan yang baik terhadap bukti-bukti pemilikan(title deeds) aset tetap :
a.       Perincian secara jeas pemilikan dibuat dalam suatu daftar?
b.      Disimpan oleh bagian yang terpisah dari bagian Akuntansi ?










CURRENT VALUE


9.      Apakah nilai buku aset tetap jauh menyimpang bila dibandingkan dengan taksiran harga pasar yang berlaku (estimated current market value)?
10.  Apakah metode dan presentase penyusutan :
a.       Sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS ?
b.      Sesuai dengan UU PPh ?
c.       Metode penyusutan yang digunakan adalah:
..................Staright Line........................................................
............
...............................................................................................
.............
..............................................................................................
.............
...............................................................................................
.............








PENYEWAAN ASET TETAP (LEASING FIXED ASSETS)


11.  Apakah aset tetap disewa dan bukan dibeli, apakah :
a.       Kontrak sewa menyewa diotorisasikan sebagaimana mestinya ?
b.      Pembukuannya cocok dengan jenis sewa yang bersangkutan dan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS ?
c.       Uang sewa dan perjanjiannya secara jelas dinyatakan untuk dapat menunjukkan keadaan yang layak ?








UMUM

12.  Apakah sistem informasi meliputi di mana perlu :
a.       Anggaran untuk pengeluaran investasi (capital expenditure)?
b.      Alasan untuk pengeluaran investasi ?
c.       Persentase keuntungan yang diharapkan atas investasi tersebut ?
d.      Penjelasan atas penyimpangan yang besar antara anggaran dengan pengeluaran yang sesungguhnya ?
13.  Apakah perusahaan telah menetapkan perumusan kebijaksanaan yang jelas untuk membedakan pengeluaran investasi (capital expenditure) dengan pengeluaran biaya (revenue expenditure)? Jelaskan :
   Pengeluaran di atas Rp 30.000.000 dikapitalisir.
14.  Apakah dibuat buku/daftar aset tetap ?
15.  Apakah total jumlah perincian dicocokkan secara berkala dengan perkiraan kontrolnya ?
16.  Apakah masing-masing aset tetap diberi tanda/kode pengenal?
17.  Apakah aset tetap yang telah disusutkan penuh, tapi masih tetap digunakan tetap tercatat pada perkiraan aset ?
18.  Apakah buku/daftar aset tetap di-review minimal setahun sekali, untuk mengetahui barang yang rusak atau yang menganggur ?
Jelaskan :
Dilakukan bersamaan dengan inventarisasi aset tetap.
19.  Apakah prosedur rutin menjamin bahwa selalu segera dilaporkan kepada bagian akuntansi dan dibukukan atas :
a.       Proyek yang sudah selesai ?
b.      Aset tetap yang disingkirkan karena tidak berguna lagi (retirement)?
c.       Penjualan aset tetap ?
20.  Bila dibuat laporan keuangan interim, apakah biaya penyusutan diperhitungkan ?
A.     Kelemahan-kelemahan lain yang tercantum pada pernyataan di atas:
..............................................................................................................
.........
..............................................................................................................
.........
..............................................................................................................
.........
B.     Catatan lain :
..............................................................................................................
........
.............................................................................................................
........
.............................................................................................................
........
C.     Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk)?
D.     Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)



















Diisi Oleh :




Direview Oleh :






2.7 Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan Aset Tetap
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN ASET TETAP
Ø  Top Schedule AsetTetap







Ø  Supporting Schedule Aset Tetap




Ø  KertasKerjaAnalisis Repair dan Maintenance


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aktiva tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relative permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan. Kriteria Aktiva Tetap yaitu : berwujud, umurmya lebih dari satu tahun, digunakan dalam operasi perusahaan, Tidak diperjualbelikan, material dan dimiliki perusahaan.Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memperoleg suatu aktiva tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan. Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut.

3.2 Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva Tetap diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.










DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2012, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik, Edisi ke-4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

2 komentar:

Iklan Bawah Artikel