IKSHAN HASAN

LightBlog

Breaking

TGM

loading...
loading...

Sabtu, 19 Oktober 2019

Makalah Persekutuan Firma Penjualan Cicilan Advance 1


BAB I PENDAHULUAN

            Latar Belakang

Pada dasarnya penjualan terbagi dalam tiga jenis yaitu penjualan tunai, penjualan kredit (cicilan), dan penjualan konsinyasi. Penjualan secara tunai adalah penjualan yang dilakukan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran barang terlebih dahulu sebelum barang yang dipesan diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli tersebut. penjualan kredit (cicilan) adalah penjualan dilakukan dengan mennyerahkan barang yang dipesan, dimana perusahan hanya menerima sebagian harga barang yang dibayarkan dan sisanya diangsur sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh penjual. penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dengan cara menitipkan barang kepada pihak lain atau penjualan konsinyasi juga sering disebut dengan penjualan titipan.
Penjualan cicilan adalah penjualan yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap. Profit adalah salah satu tujuan umum setiap perusahaan dan salah satu langkah untuk mewujudkannya adalah dengan meningkatkan volume penjualan dengan penjualan yang pembayarannya secara bertahap.
Hal ini akan menarik bagi para konsumen karena akan mendapatkan keringanan dalam pembayarannya. Namun penjualan dengan metode ini akan didampingi oleh risiko yang besar karena pembayarannya dilakukan beberapa periode di masa yang akan datang sehingga menimbulkan ketidakpastian.

            Rumusan Masalah

1.       Jaminan bagi pihak penjual
2.       Metode penetapan laba kotor pada penjualan cicilan
3.       Metode cicilan

            Tujuan Penulisan

1.       Untuk mengetahui dan memahami mengenai jaminan bagi pihak penjual
2.      Untuk mengetahui dan memahami mengenai metode penetapan laba kotor pada penjualan cicilan
3.       Untuk mengetahui dan memahami mengenai metode cicilan

            Manfaat Penulisan


Agar mahasiswa maupun orang-orang yang membaca makalah ini dapat bertambah ilmunya, menambah informasi serta wawasan terkait penjualan cicilan yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

BAB II PEMBAHASAN

            Pengertian Penjualan Cicilan


Penjualan cicilan adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Karena penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya, maka biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum diterimanya.
Penjualan cicilan dapat menimbulkan pertanyaan mengenai pola yang layak dari penetapan pendapatan. Pendapatan ini biasanya ditetapkan atas dasar akrual dalam periode dimana penjualan itu terjadi dalam kontrak yang tidak dipaksakan untuk harus diterima, kemudia perkiraan penagihan yang diterima pada periode yang panjang berada dalam ketidakpastian sehingga disarankan agar penetapan pendapatan ditunda sampai probabilitas penagihan dapat diperkirakan dengan layak.


            Jaminan Bagi Pihak Penjual


Dengan metode penagihan yang berkisar sampai 3 tahun atas penjualan harta benda tak-gerak pribadi, pihak penjual biasanya berusaha melindungi diri dan memperoleh jaminan kalau pihak pembeli gagal untuk menyelesaikan pembayaran menurut kontrak. Jika harta benda tak-gerak pribadi dijual, maka risiko kerugian karena kegagalan pihak pembeli menyelesaikan kontrak dapat diminimisasi dengan pemilikan kembali atas harta benda tersebut. Untuk melengkapi penjualan kredit barang-barang dengan proteksi ini, berbagai macam perangkat telah dikembangkan, seperti perjanjian, tugas hipotik barang bergerak, chattel trust, akta perwalian, faktor hak gadai, equipment trust, penjualan bersyarat, dan trust receipt. Dewasa ini, perbedaan tradisional diantara perangkat-perangkat surat berharga, yang sangat didasarkan pada bentuknya, tidak dipertahankan lebih lama lagi. Sebagai gantinya, Artikel 9 dan Uniform Commercial Code menetapkan bentuk “bunga surat berharga” dan menggambarkan hak-hak dari kreditor, debitor dan pihak ketiga terhadap bunga surat berharga tersebut (tanpa memandang pada perjanjian yang telah dipilih pihak-pihak tersebut).

Walaupun pihak penjual mampu memiliki kembali harta benda yang dimaksud dalam hal kontrak tidak dibayar oleh pihak pembeli, namun kerugian dalam menyelenggarakan kontrak penjualan cicilan dapat besar. Kontrak penjualan cicilan, yang menawarkan persetujuan kredit yang longgar, dapat menarik banyak konsumenm yang risiko kreditnya tinggi.
Di samping itu dalam pembayaran dengan periode yang panjang, kemampuan pelanggan atau konsumen untuk membayar mungkin saja berubah. Penyusutan atau keusangan barang-barang yang dijual dapat melebihi jumlah pembayaran yang dilakukan, dan barang-barang yang terkena pemilikan kembali mungkin nilainya tidak sebesar saldo kontrak yang belum bayar. Pemilikan kembali itu sendiri dapat menjadi proses yang mahal. Lagipula, penjualan dengan dasar cicilan berarti pengeluaran biaya pembukuan dan penagihan yang kontinu dan dalam hal-hal tetentu, biaya pelayanan dan reparasi yang harus ditanggung oleh pihak penjual mungkin besar jumlahnya. Itulah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh pihak penjual dalam menetapkan kebijakan penjualan cicilan.
Dalam upaya untuk mengurangi atau menghindari kerugian pemilikan kembali, pihak penjual harus mempertimbangkan tindakan pencegahan sebagai berikut:
(1)   Uang muka yang ditetapkan harus cukup besar untuk menutup penurunan nilai barang karena perubahannya dari barang “baru” menjadi barang “bekas”.
(2)   Periode pembayaran cicilan harus tidak terlalu lama atau panjang, sebaiknya tiap bulan.
(3)   Pembayaran cicilan berkala tidak harus melebihi penurunan nilai barang yang terjadi di antara pembayaran berkala. Apabila nilai barang ini melebihi saldo kontrak yang belum dibayar, maka pihak pembeli segan untuk tidak memenuhi kontrak.
Pihak penjual biasanya melindungi diri dan memperoleh jaminan kalau pihak pembeli gagal untuk menyelesaikan pembayaran menurut kontrak. Jika harta pribadi dijual, maka resiko kerugian karena kegagalan pihak pembeli menyelesaikan kontrak dapat diminimasi dengan pemilikian kembali atas harta benda tersebut.
Untuk mengurangi barang angsuran tersebut dari resiko terbakar atau hilang, pihak penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut diasuransikan untuk kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi ditanggung oleh pembeli, jika barang angsuran hilang atau terbakar, pihak asuransi akan membayar ganti rugi kepada penjual dan bukan pembeli. Kadang kala mungkin jiwa dari pembeli

diwajibkan oleh penjual untuk diasuransikan dengan premi auransi atas tanggungan si pembeli.
Jadi untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian atau kontrak Penjualan cicilan, sebagai berikut :
·         Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruh pembayarannya sudah lunas.
·         Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik dapat diserahkan kapada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kapada si penjual.
·         Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.
·         Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akta kepercayaan (trust deed / trust indenture).
·         Beli sewa (lease-purchase) dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpidah kepada pembeli


            Metode Penetapan Laba Kotor Pada Penjualan Cicilan


Ada 2 pendekatan yang diambil pada penetapan laba kotor atau penjualan cicilan :
1.      Laba kotor dapat dikaitkan dengan periode penjualan yang terjadi.
2.      Laba kotor dapat dikaitkan dengan periode penagihan per kas atau kontrak cicilan.


1.       Laba Kotor dalam Periode Penjualan

Laba kotor dapat kita tetapkan pada saat penjualan, saat dimana barang – barang ditukarkan dengan klaim yang secara hukum dapat dipaksakan terhadap pelanggan atau konsumen. Prosedur ini membutuhkan penetapan semua beban yang menyangkut penyelenggaraan penjualan piutang tak tertagih, pada saat penjualan.
Hal ini dilakukan dengan jalan mendebet perkiraan beban yang bersangkutan dan dengan mengkredit penyisihan untuk beban yang diantisipasi. Penetapan laba kotor atas

penjualan dalam periode di mana penjualan itu terjadi relatif mudah diterapkan dan sehat dari sudut teori.

2.       Penetapan Laba Kotor dalam Periode Penagihan Per Kas

Prosedur penetapan laba kotor dalam periode penagihan perkas adalah sebagai berikkut :
(1)   Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok. Penagihan per kas atas kontrak penjualan cicilan terutama menyatakan perolehan kembali harga pokok. Setelah harga pokok diperoleh kembali, maka semua penagihan berikutnya dianggap sebagai laba. Prosedur ini dalam banyak hal sangat komservatif. Dapat didukung jika timbul keraguan mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali, baik yang berkaitan dengan saldo atau sisa kontrak cicilan maupun yang berkaitan dengan barang-barang yang terkena pemilikan kembali.
(2)   Penagihan dipandang sebagai realisasi laba. Penagihan dapat dipandang terutama sebagai realisasi laba kotor atas kontrak penjualan cicilan. Setelah seluruh laba atas transaksi ditetapkan, maka semua penagihan per kas berikutnya dianggap sebagai perolehan kembali harga pokok. Prosedur dalam banyak hal dipandang tidak begitu konservatif ditilik dari kemungkinan, bahwa ketidakmampuan membayar dan pemilikan kembali atas masa laku kontrak
(3)   Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok dan realisasi laba. Setiap penagihan atas kontrak penjualan cicilan dianggap, baik sebagai perolehan kembali harga pokok maupun sebagai realisasi laba dalam rasio di mana kedua faktor ini terdapat dalam harga jual awal. Metode ini dimaksudkan untuk membagikan laba kotor penjualan cicilan atas masa laku kontrak cicilan. Biaya yang kontinu atas kontrak cicilan sebanding dengan laba kotor yang ditetapkan dalam periode berturut-turut; kegagalan yang mungkin untuk merealisasi seluruh jumlah laba kotor, dalam pihak pembeli tidak mampu untuk membayar, harus diperhitungkan.
Pada metode bagian ketiga diatas, mengharuskan penetapan laba kotor sebanding dengan penagihan, disebut sebagai akuntansi dengan metode atau dasar cicilan. Apabila laba kotor dipandang sebagai kontingen pada penagihan per kas, maka penetapan laba kotor atas keseluruhan periode penagihan dapat didukung dibandingkan dengan prosedur alternatif tersebut.

            Metode Cicilan

Pada metode cicilan dalam perkiraan, maka selisih antara harga jual kontrak dan harga pokok penjualan dicatat sebagai laba kotor yang ditangguhkan. Saldo ini ditetapkan sebagai pendapatan, yang secara berkala membandingkan periode penagihan uang kas terhadap harga jual. Dengan kata lain, prosentase laba kotor awal atas penjualan diperhitungkan pada penagihan berkala untuk menentukan jumlah yang harus ditetapkan sebagai pendapatan.
Pada tiap akhir periode saldo laba kotor yang ditangguhkan,yang masih terdapat dalam buku – buku sama dengan persentase laba kotor yang diperhitungkan atas saldo piutang cicilan pada tanggal itu. Penangguhan laba kotor, pada dasarnya menyatakan penangguhan hasil penjualan yang disertai dengan penangguhan harga pokok penjualan. Penangguhan laba kotor dapat menyatakan penangguhan biayayang dikeluarkan dalam promosi penjualan cicilan.
Akuntansi dengan metode cicilan biasanya berarti penangguhan laba kotor tetapi penetapan biaya penjualan dari administrasi dalam periode pengeluarannya. Metode cicilan yang melaporkan laba kotor, dapat digunakan untuk tujuan pajak penghasilan dalam harta benda tak-gerak pribadi, oleh agen–agen penjual yang secara teratur melakukan rencana penjualan cicilan.

A.                 Penjualan Harta Benda Tak-Gerak dengan Dasar Cicilan

Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Oktober 1986, Westwood Realty Co.  menjual harta benda miliknya, yang nilai bukunya sebesar $30.000, kepada S.F.West dengan harga
$50.000. Perusahaan ini menerima per kas $10.000 pada tanggal itu untuk penjualan ini dari wesel hipotik sebesar $40.000 yang dapat dibayar dalam 20 kali cicilan semesteran @$2.000 ditambah bunga 12% atas pokok yang belum dibayar. Komisi dan biaya lainnya atas penjualan ini berjumlah $1.500 dibayar. Cicilan reguler pokok dan bunga atas wesel hipotik diterima oleh pihak penjual dalam tahun berikutnya, tahun 1987. Ayat – ayat jurnal dibawah ini akan tercantum dalam buku perusahaan (buku pihak penjual) jika:
1.       Laba kotor ditetapkan dalam periode penjualan.
2.       Laba kotor ditetapkan berkala yang sebanding denganpenagihan.
Jika ternyata pembayaran kontrak tidak dipenuhi, maka pihak penjual mengambil tindakan untuk memiliki kembali harta benda yang telah dijual. Ayat jurnal yang harus disusun pada pemilikan kembali hartabenda tersebut tergantung pada metode yang digunakan. Dalam mencatat laba atas penjualan. Jika laba atas penjualan ditetapkan pada waktu penjualan terjadi, maka ayat jurnal harus menunjukkan perolehan kembali harta benda

ini menurut nilai pasar, pembatalan saldo klaim terhadap pihak pembeli, dan keuntungan atau kerugian dari pemilikan kembali harta benda tersebut.
Jika laba ditetapkan dengan metode cicilan, maka pembatalan saldo klaim terhadap pihak pembeli harus disertai dengan pembatalan saldo laba kotor yang ditangguhkan; harta benda masih dicatat dengan nialipasar wajarnya, tetapi keuntungan atas kerugian atas pemilikan kembali diukur dengan selisih antara pos harta benda yang ditetapkan dan saldo kontrak cicilan yang dibatalkan.


Transaksi
Ayat Jurnal
Laba dalam periode penjualan
Laba dalam periode pembayaran
diterima
1 Oktober1986
Dijual gedung nilai buku $30.000 dengan harga $ 50.000
Piutang                 $ 50.000
Gedung                          $ 30.000 Keuntungan atas
Penjualan                    $ 20.000
Piutang                $ 50.000
Gedung                     $ 30.000 Laba kotor yang Ditangguhkan          $ 20.000
Diterima uang muka $10.000 dan wesel $ 40.000
Kas                         $ 10.000
Wesel                    $ 40.000
Piutang                       $ 50.000
Kas                      $ 10.000
Wesel                  $ 40.000
Piutang                       $ 50.000
Dibayar biaya penjualan $ 1.500
Biaya penjualan $ 1.500
Kas                               $ 1.500
Biaya penjualan  $   1.500
Kas                              $    1.500
31 Desember1986 Menyesuaikan perkiraan untuk:
1.        Bunga yang masih harus diterima atas wesel untuk 3 bulan $1.200
2.        Pelaporan laba kotor yang direalisasi
Piutang bunga $    1.200 Pendapatan bunga                             1.200
Piutang bunga         1.200
Pendapatan bunga    1.200
Laba kotor yang Ditangguhkan        4.000
Laba kotor yang
Direalisasi                       4.000
Menutup perkiraan nominal
Keuntungaatas
Penjualan                20.000
Pendapatan
Bunga                          1.200
Biayapenjualan        1.500
Ikhtisar laba rugi     19.700
Labakotor yang Direalisasi                                    4.000
Pendapatan
Bunga                        1.200
Biayapenjualan         1.500
Ikhtisarlabarugi           3.700
1 Januari1987
Jurnal pembalik bunga yang masih harus diterima pada tanggal 31 desember1986
Pendapatan bunga 1.200
Piutang bunga              1.200
Pendapatan
Bunga                        1.200
Piutang bunga              1.200
1 April 1987
Diterima cicilan semester atas wesel
$2.000 dan bunga atas wesel 6 bulan
Kas                                4.400
Wesel                              2.000
Pendapatan bunga     2.400
Kas                              4.400
Wesel                             2.000
Pendapatan bunga      2.400
1 Oktober1987
Diterima cicilan semester atas wesel
$ 2.000 dan bunga atas wesel 6 bulan
Kas                                4.280
Wesel                               2.000
Pendapatan bunga       2.280
Kas                              4.280
Wesel                             2.000
Pendapatan bunga    2.280
31 Desember1987 Menyesuaikan perkiraan untuk:
1.        Bunga yang
masih harus diterima atas wesel untuk 3 bulan $ 1.080
2.        Pelaporan laba kotor yang direalisasi
Piutangbunga         1.080
Pendapatanbunga  1.080
Piutangbunga       1.080
Pendapatan bunga 1.080 Laba kotor yang Ditangguhkan        1.600
Laba kotor yang
Direalisasi                       1,600
Menutup perkiraan nominal
Pendapatan bunga 4.560 Ikhtisar laba rugi                                      4.560
Laba kotor yang Direalisasi                                    1.600
Pendapatan bunga 4.560 Ikhtisar laba rugi                                    6.160

B.                  Penjualan Barang Dagangan Berdasarkan Cicilan

Asumsikan bahwa neraca untuk Kelton Sales Co pada tanggal 1 Januari 1987 adalah sebagai berikut:

Kas                                                                  $ 25.000
Persediaan barang dagangan                   $ 100.000
Piutang usaha(biasa)……………..................$ 15.000
Piutang usaha cicilan,thn 1976.....................$ 60.000
Piutang usaha cicilan,thn1975……...............$               20.000




Total aktiva                                               $220.000

Hutang usaha                                                  $40.000
Laba kotor yang ditangguhkan atas
penjualan cicilan,thn 1976……………......……… $               22.000
Laba kotor yang ditangguhkan atas
Penjualan cicilan,thn 1975……………………...….$              7.000
Modal saham                                                   $ 100.000
Laba yang ditangguhkan.................................. $ 50.200
Total kewajiban dan modal........................... $220.000





Penjualan cicilan tahun 1986 dan tahun 1985 dilakukan dengan tingkat laba kotor masing–masing sebesar 38% dan 35%.Pada tanggal 1 Januari 1987, dengan piutang usaha cicilan tahun 1986 sebesar $60.000 yang masih ada, melaporkan laba kotor yang ditangguhkan sebesar 38% dari jumlah ini yaknisebesar $22.800, dengan piutang usaha cicilan tahun 1985 yang berjumlah sebesar $20.000, melaporkan laba kotor yang ditangguhkan sebesar 35% dari jumlah ini atau sebesar $7.000. Transaksi dan ayat jurnalnya sebagai berikut :

Transaksi
Ayat Jurnal
1 Januari-31 Desember
(1)     Penjualan biasa, yang terdiri dari penjualn per kas (tunai)     $250.000,    dan    penjualan    dengan    kredit
$200.000; penjulan cicilan sebesar $150.000
Kas......................................... $ 250.000
Piutang Usaha (biasa).... $200.000
Penjualan Biasa............ $450.000
Piutang usaha cicilan 1982 $150.000
Penjualan Cicilan........ $ 150.000
(2) Penerimaan barang dagangan dengan kredit sebesar
$425.000
Pembelian................... $425.000
Hutang Usaha.................. $425,000
(3) Penerimaan tambahan dari penjualan per kas dan dari sumber sebagai berikut :
Piutang usaha Biasa....................... $ 190.000
Piutang Usaha Cicilan 1987............... 80.000
Piutang Usaha Cicilan 1986............... 40.000
Piutang Usaha Cicilan 1985............... 15.000
Kas.................................. $325.000
Piutang Usaha Biasa $190.000
Piutang Usaha Cicilan, 1987…. $ 80.000 Piutang Usaha Cicilan, 1986…. $ 40.000 Piutang Usaha Cicilan, 1985…. $ 15.000
(4) Pembayaran Untuk :
Hutang usaha                   $435.000
Potongan yang diambil     (5.000) $430.000 Biaya Operasi                                                                    $120.000
Hutang Usaha................. $435.000
Biaya Operasi................. $120.000
Potongan Pembelian..…..…. $     5.000
Kas............................................. $550.000

Penyesuaian dan Penutupan per 31 Des
(5)     Untuk mencatat harga pokok barang yang berkaitan denga penjualan cicilan $90.000
Harga pokok penjualan cicilan $ 90.000
Pengiriman Atas Penjualan cicilan…$ 90.000
(6) Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan dan untuk mencatat laba kotor atas penjualan cicilan untuk tahun itu, $60.000 (40% dari penjualan cicilan)
Penjualan cicilan...................... $ 150.000
Harga pokok penjualan cicilan$ 90.000 Laba kotor yang ditangguhkan
atas  penjualan cicilan tahun 1987... $ 60.000
(7) Untuk mencatat laba kotor yang direalisasi sebagai  akibat dari penagihan atas piutang usaha cicilan tahun 1987, 1986 dan 1985 sebagai berikut :
Piutang usaha cicilan tahun 1987,
40 % dari $80.000...................... $32.000
Piutang usaha cicilan tahun 1986,
38 % dari $40.000...................... $15.200
Piutang usaha cicilan tahun 1985,
35 % dari $15.000……...……. $ 5.250
Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan, tahun1987$32.000
Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan, tahun1986......................... $15.200
Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan, tahun1985....................... $5.250
Laba kotor yang direalisasi atas penjualan cicilan, tahun 1985-1987.....                                   $52.450
(8) Untuk menutup perkiraan persediaan awal, pembelian, potongan pembelian, den pengiriman penjualan cicilan kedalam ikhtisar Rugi-laba, yang dengan demikian, mengikhtisarkan barang-batang yang tersedia untuk penjualan biasa ($430.000)
Ikhtisar rugi laba.... $430.000 Pengirman penjualan cicilan.$90.000 Potongan pembelian $5.000
Persediaan barang dagangan 1 Januari 1987.............................. $100.000
Pembelian... $425.000
(9) Untuk mencatat persediaan akhir yang dengan demikian, mengikhtisarkan harga pokok barang yang berkaitan
dengan penjualan biasa ($310.000)
Persediaan barang dagangan
31 Desember 1987..... $120.000
Ikhtisar Rugi Laba....              $120.000
(10) Untuk menutup penjualan biasa kedalam Ikhtisar Rugi-
Laba yang dengan demikian, mengikhtisarkan laba kotor atas penjualan ($140.000)
Penjualan (biasa)..... $450.000
Ikhtisar Rugi Laba.....         $450.000
(11) Untuk menutup laba kotor yang direalisasikan atas penjualan cicilan tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya kedalam ikhtisar Rugi-Laba yang dengan
demikian mengikhtisarkan laba kotor ($192.450)
Laba kotor yang direalisasi atas penjualan cicilan
Tahun 1985-1987.... $ 52.450
Ikhtisar rugi laba.....               $52.450
(12) Untuk menutup biaya operasional kedalam ikhtisar rugi- laba yang dengan demikian mengikhtisarkan laba bersih
sebelum pajak penghasilan ($72.450)
Ikhtisar rugi laba........ $120.000
Biaya operasi.....                     $120.000

(13) Untuk mencatat hutang pajak penghasilan yang diperlukan sebesar 40% dari laba bersih sebelum pajak
$72.460, atau sebesar $28.980
Pajak penghasilan... $28.980
Hutang Pajak penghasilan... $28.980
(14) Untuk menutup biaya pajakl kedalam ikhtisar rugi-laba
yang dengan demikian mengikhtisarkan laba bersih ($43.470)
Ikhtisar rugi laba.... $28.980
Pajak penghasilan........... $28.980
(15) Untuk memindahkan laba bersih dan laba yang ditahan
($43.470)
Ikhtisar rugi laba.... $43.470
Laba yang ditahan......... $43.470

C.                 Prosedur Alternatif Untuk Menghitung Laba Kotor Yang Direalisasi


Laba kotor yang direalisasi dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah laba kotor yang ditangguhkan pada akhir periode dan mengurangkan perkiraan laba kotor yang ditangguhkan dari saldo ini. Dengan menggunakan data – data untuk Kenton Sales Co dimuka, prosedur ini ditempuh sebagai berikut:


Tahun 1987
Tahun 1986
Tahun 1985
Saldo laba kotor yang ditangguhkan sebelum penyesuaian..................................................................
Laba kotor yang ditangguhkanpada akhir tahun 1987: Atas piutang usaha cicilan tahun 1987,
40% dari saldo yang tak-tertagih
$70.000.........................................................................
Atas piutang usaha cicilan tahun 1986,38% dari saldo yang tak-tertagih $20.000 ................................................
Atas piutang usaha cicilan tahun 1985,35% dari saldo yang tak tertagih $5.000...................................................

$ 60.000




$ 28.000

$ 22.800







$   7.600

$ 7.000










$ 1.750

Pengurangan dalam saldo laba kotor yang ditangguhkan pada akhir tahun 1987-laba kotor yang direalisasi sebagai akibat dari penagihan selama thn 1987............................



$32.000



$15.200



$ 5.250

D.            Penggunaan Buku Harian Khusus Pada Pencatatan Penjualan Cicilan


Transaksi penjualan dan kas biasanya dicatat dalam buku harian khusus Buku harian khusus penjualan memuat kolom – kolom khusus untuk penjualan per kas, penjualan biasa dengan kredit, dan penjualan cicilan.
Buku harian penerimaan kas memuat sebuah kolom untuk penagihan atas piutang usaha dan juga kolom – kolom khusus untuk penagihan atas piutang usaha cicilan, untuk periode berjalan (periode sekarang) dan periode sebelumnya.
Apabila laba kotor harus ditentukan menurut departemen, maka buku harian khusus dapat dimaksudkan sebagai pengelompokkan lebih lanjut dari penjualan, harga pokok penjualan, dan piutang usaha cicilan serta penagihan oleh masing – masing departemen.


E.                 Penetapan Umur Piutang Dalam Akuntansi Dengan Metode Cicilan


Dalam ilustrasi,perkiraan diselenggarakan baik untuk piutang usaha cicilan maupun untuk laba kotor yang ditangguhkan menurut tahun; penagihan dikaitkan dengan piutang usaha yang dikelompokkan menurut tanggal penjualan semula. Jika menggunakan sebuah perkiraan total laba kotor yang ditangguhkan dalam sebuah perkiraan tunggal, maka kita perlu menganalis dan mengelompokkan laba kotor yang tepat dapat ditetapkan pada total piutang usaha menurut tahun untuk menetapkan saldo laba kotor yang ditangguhkan.

F.                  Penyusunan Laporan Keuangan Pada Penggunaan Metode Cicilan



Neraca dari perusahaan yang melakukan penjualan cicilan mencakup piutang usaha cicilan dan saldo laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan. Apabila aktiva lancar yang dipegang mencakup sumber daya yang layak diharapkan dapat direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus operasi normal perusahaan”, maka piutang usaha cicilan memenuhi syarat untuk dicantumkan sebagai piutang lancar.
Dalam melaporkan piutang usaha cicilan sebagai piutang lancer pengungkapan

tanggal jatuh tempo kontrak penjualan cicilan akan memberikan penilaian dan gambaran yang lebih baik kepada para pembaca neraca mengenai posisi keuangan perusahaan; tanggal jatuh tempo harus diungkapkan dalam tanda kurung atau pun dalam catatan kaki, atau dapat kita cantumkan menurut tanggal jatuh tempo tahunan.
Berkaitan dengan pengelompokkan yang tepat atas saldo laba kotor yang ditangguhkan dalam neraca, maka saldo harus dilaporkan sebagai berikut :
(1)   Sebuah pos kewajiban yang harus dimasukkan di bawah judul pendapatan yang ditangguhkan.
(2)   Sebuah perkiraan penilaian aktiva yang harus dikurangkan dari piutang usaha cicilan.
(3)     Sebuah pos modal yang harus dimasukkan sebagai bagian dari laba yang ditahan. Pendekatan yang menyatakan pengelopmpokkan kembali laba kotor yang ditangguhkan kedalam tiga elemen yaitu :
1.      Penyisihan untuk beban yang kontinu, yang masih dalam penagihan piutang usaha cicilan yang meliputi beban-beban yang timbul dari ketidakmapuan membayar dan pemilikan kembali. Penyisihan ini akan dikurangkan dari saldo piutang usaha cicilan.
2.      Kewajiban pajak penghasilan atas bagian dari laba kotor yang belum ditetapkan dalam SPT pajak. Kewajiban pajak penghasilan ini tidak akan diakrualkan, karena jumlah ini akan menjadi jumlah yang harus dibayar hanya apabila piutang usaha cicilan itu direalisasikan menjadi uang kas dalam periode berikutnya.
3.      Saldo yang menyatakan laba bersih, yang ditetapkan pada kontrak penjualan cicilan. Jumlah ini dapat dilaporkan sebagaisaldo laba yang ditahan, yang tidak harus digunakan sebagai dasar untuk dividen sampai piutang usaha cicilan (ditagih dan diterima).
Neraca perhitungan rugi-laba, dan skedul yang memberikan analisis laba kotor atas penjualan cicilan untuk perusahaan Kelton Sales Co, yang disusun pada akhir tahun 1987 diperlihatkan sebagai berikut:

Kelton Salos Co Neraca
31 Desember 1987

Aktiva
Kewajiban dan Modal Pemegang Saham
Aktiva Lancar :
Kewajiban
Kas.................................................... $50.000
Kewajiban Lancar:
Piutang Usaha(biasa)..................... $25.000
Hutang usaha . . $30.000
Piutang usaha cicilan :
Hutang Pajak
1987. . . . . . . . $70.000
Penghasilan . .  $28.980             $59.980
1986. . . . . . . . $20.000
Pendapatan yang ditangguhkan:
1985. . . . . . . .  $  5.000        $ 95.000
Laba kotor yang ditangguhkan
Persediaan Barang Dagangan          $120.000
atas penjualan cicilan:

1987 . . . . $28.000

1986 . . . . $ 7.600

1985 . . . .   $  1.750              $ 37.350

Total Kewajiban................................ $ 96.330


Modal Pemegang Saham

Modal saham . . . . .          $100.000

Laba yang ditahan:

Salado 1 Januari $50.200

Ditambah laba

bersih untuk

tahun 1987 . . .  $43.470     $ 93.670

             
Total pemegang saham . . . .                 $193.670

Total kewajiban dan modal
Total Aktiva......................................... $290.000
pemegang saham . . . . . . . . .                   $ 290.000

Kelton Sales Co.
Perhitungan Rugi-Laba
Untuk Tahun Yang Berkhir Per 31 Desember 1987


Penjualan
cicilan
Penjualan
Biasa
Total
Penjualan
Harga Pokok Penjualan: Persediaan barang dagangan,
1 Januari 1987.............................................. $100.000
Pembelian................................... $425.000
Dikurangi potongan pembelian$ 5.000 $420.000 Barang dagangan yang tersedia
untuk dijual................................................... $ 520.000
Dikurangi persediaan barang dagangan
31 Desember 1987....................................... $ 120.000
$150.000











$    90.000
$450.000











$ 310.000
$ 60.000











$ 400.000
Laba kotor
$60.000
$140.000
$200.000
Dikurangi laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan



cicilan tahun 1987
$      28.000

$ 28.000
Laba kotor yang direalisai atas penjualan tahun



berjalan
$32.000
$140.000
$172.000

Ditambah laba kotor yang direalisasi atas penjualan



ciclan tahuin sebeulmnya


$20.450
Total laba kotor yang direalisasi


$192.450
Biaya Operasi


$120.000
Laba sebelum pajak penghasilan


$72.450
Pajak penghasilan


$28.980
Laba bersih


$43.470

Kelton Sales Co.
Analisis Laba Kotor Atas Penjualan Cicilan Skedul Untuk Mendukung Perhitungan Rugi-Laba

Tingakt laba kotor atas penjualan cicilan tahun 1987:
Laba kotor $60.000: Penjualan cicilan $150.000 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .              40%


Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan tahun 1987:
Piutang usaha cicilan $150.000, dikurangi penagihan $80.000
sama dengan $70.000 x 40%....................................................................................................... $28.000


Laba kotor yang direalisasi

   1987

1986

 1985
Penagihan atas piutang usaha cicilan.................. $80.000

$40.000

$15.000
Presentase laba kotor  atas penjualan cicilan . . .      40%

38%

35%
Laba kotor yang direalisasi.................................... $32.000

$15.200

$ 5.250



G.   Penjualan Cicilan dengan Tukar-Tambah (Trade-In)
Asumsikan bahwa barang tertentu dengan harga pokok sebesar $675 dijual seharga
$1.000. Sebuah barang bekas-pakai diterima sebagai uang muka, dengan nilai tukar tambah sebesar $300. Perusahaan memperkirakan biaya perbaikan barang bekas-pakai ini sebesar $20 dan harga jual setelah diperbaiki sebesar $275. Perusahaan biasanya mengharapkan laba kotor sebesar 20% atas penjualan barang bakas pakai.Nilai barang tukar-tambah dan jumlah nilai tukar-lebih dihitung sebagai berikut:

Jumlah yg ditetapkan atas tukar-tambah……………………………….                   $300 Nilai barang tukar-tambah:
Nilai penjualannya........................................................ $275
Dikurangi: biaya perbaikan…...................... $20
Laba kotor yg direalisasi atas penjualan
kembali, 20% dari $275                         $55            $75                  $200 Nilai tukar-lebih................................................................................................................................... $100
Penjualan cicilan tuka-tambah dapat kita catat sebagai berikut: Barang dagangan tukat-tambah…................................................... $200

Nilai Tukar-lebih atas penjualan cicilan dengan tukar tambah…………………………………………       $100 Piutang usaha cicilan,tahun 1987…........................................................... $700
Penjualan cicilan…................................................................. $1.000
Harga pokok penjualan cicilan…...................................... $ 675
Barang dagangan baru............................................................ $ 675
Persentase harga pokok atas penjualan cicilan dihitung sbb:
Harga pokok $675; penjualan bersih $1.000, dikurangi nilai tukar-lebih $100, atau $900; persentase harga pokok 675/900, atau sebesar 75%. Laba kotor atas penjualan cicilan, dengan demikian adalah sebesar 25%, dan 25% dari $200(uang muka atas penjualan).

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Ada 2 pendekatan yang diambil pada penetapan laba kotor atau penjualan cicilan yaitu; laba kotor dapat dikaitkan dengan periode penjualan yang terjadi, laba kotor dapat dikaitkan dengan periode penagihan per kas atau kontrak cicilan.
Persetujuan untuk pembayaran bunga berkala pada umumnya mengambil salah satu dari bentuk, yaitu; bunga dihitung atas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan, bunga yang dihitung dengan cara ini kadang – kadang disebut bunga jangka panjang( long- end interest ), bunga dihitung atas masing – masing cicilan yng harus dibayar, dari tanggal kontrak penjualan cicilan ditandatangani sampai tanggal pembayarn cicilan, bunga yang dihitung dengan cara ini disebut bunga jangka pendek ( short-end interest ), pembayaran berkala dalam jumlah yang sama dan menyatakan bunga atas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan, sisanya merupakan pengurangan dalam saldo pokok, bunga sepanjang periode pembayaran dihitung atas pokok semula.

DAFTAR PUSTAKA



Drebin, Allan R, Advance Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan ), Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel