TUGAS
SOSIOLOGI
MAKALAH
TENTANG MASALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA: LA ODE HASAN
KELAS: XII IPS-2
NO. ABSEN: 21
|
SMAN 5 KENDARI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu
‘alaikum Wr.Wb
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah
Pemberdayaan Masyarakat ini melalui penelitian yang kami lakukan. Dan juga kami berterima kasih pada ibu guru
pembimbing mata pelajaran sosiologi yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Melalui
penelitian tentang pemberdayaan masyarakat dari awal sampai dengan selesai,
setelah itu kami membuat makalah yang akan kami perlihatkan pada guru mata pelajaran
kami untuk digunakan jika dibutuhkan nantinya.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Kendari, Januari 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
mengandung arti bahwa
manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih suatu hasil
pembangunan, dengan demikian maka masyarakat harus mampu lagi meningkatkan kualitas
kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat
seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM)
terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat guna untuk mencapai taraf
hidup yang lebih berkualitas lagi.
Pembentukan dan juga perubahan perilaku tersebut, baik dalam
dimensi sektoral yakni dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia;
dimensi kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil
hingga non materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga
jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta
dimensi sasaran yakni dapat menjangkau
dari seluruh strata masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat tidak lain adalah untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada
masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki
kualitas hidupnya, melalui cara antara lain
dengan pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Memberdayakan Masyarakat Tani?
2. Bagaimana
Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi?
3. Bagaimanakah Pemberdayaan Masyarakat di
bidang Pendidikan?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk
Mengetahui Dalam Memberdayakan Masyarakat Tani.
2. Untuk
Mengatasi Tantangan di Era Globalisasi.
3 Untuk
mengetahui Dalam Memberdayakan Masyarakat di Bidang Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberdayaan
Masyarakat Petani
Konsep pemberdayaan masyarakat secara mendasar berarti menempatkan
masyarakat
beserta institusi-institusinya sebagai
kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi,
politik, sosial, dan juga budaya menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi
masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai
lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi
rakyat akan terbangun apabila hubungan yang sinergis dari berbagai pranata sosial dan
ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan
ekonomi rakyat.
Pemberdayaan para petani menurut Kepala Badan SDMP dapat dilakukan
dengan 5 (lima) jurus yakni: (1) Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar
(kuantitas, kualitas, dan kontinuitas); (2) Usaha agribisnis harus
menguntungkan dan juga comparable dengan usaha yang lainnya; (3) Agribisnis merupakan suatu
kepercayaan jangka panjang; (4) Kemandirian dan daya saing usaha; (5) Komitmen
terhadap kontrak usaha.
Pemberdayaan kelembagaan petani juga meliputi : (1) Petani sub
sistem tradisional yang telah berubah menjadi petani modern yang berwawasan
agribisnis difasilitasi untuk membentuk kelembagaan petani melalui proses
partisipatif dan “bottom-up”; (2) Untuk membentuk juga suatu kelembagaan petani yang
kokoh, dan perlu juga disusun suatu instrumen pemberdayaan kelompok tani. (3) Instrumen
pemberdayaan kelompok petani yang sangat perlu dipertimbangkan antara lain yaitu : (a) Adanya
interest/kepentingan yang sama di antara petani dalam kelompok; (b) Adanya jiwa
kepemimpinan dari salah satu petani di dalam kelompok tani tersebut; (c) Adanya juga kemampuan
manajerial dari petani di dalam kelompok tersebut; (d) Adanya komitmen dari petani untuk
membentuk kelembagaan petani; (e) Adanya saling kepercayaan di antara petani di
dalam kelompok.
Pemberdayaan usahatani meliputi kegiatan: (1) Fasilitasi
kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable melalui bantuan
langsung masyarakat untuk mengembangkan usaha agribisnis; (2) Mendorong
kelompok usaha tani yang tidak feasible dan juga tidak bankable menjadi usaha yang
feasible tetapi belum juga bankable; (3) Fasilitasi kelompok usaha tani yang
feasible tetapi belum juga bankable dengan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
(KKP-E) dan Kredit Usaha Rakyat guna mengembangkan usaha agribisnis; (4) Mendorong
kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable menjadi usaha yang
feasible dan bankable; (5) Untuk mendukung kelompok usaha tani yang feasible
dan bankable, Pemerintah sangat perlu menciptakan iklim usaha
yang kondusif agar investasi domestik dan investasi asing masuk ke sektor
agribisnis.
Konsep pemberdayaan masyarakat secara mendasar berarti menempatkan
masyarakat
beserta institusi-institusinya sebagai
kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi,
politik, sosial, dan juga budaya untuk menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi
masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai
lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi
rakyat akan terbangun apabila hubungan yang sinergis dari berbagai pranata sosial dan
ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan
ekonomi rakyat.
B. Tantangan Di Era Globalisasi
Menurut Saragih
(1998), bahwa makna terdalam era globalisasi dalam struktur perekonomian yaitu
perdagangan bebas. Dalam perdagangan bebas berarti ada persaingan. Dalam suatu globalisasi tersebut yang akan bersaing yaitu barang sekunder, yaitu produk agroindustri di Indonesia bahan baku untuk industri tersedia, tetapi
yang menjadi kendala adalah penggunaan dan penguasaan teknologi modern yang
akan memperkuat agribisnis, atau juga penekanan
masalah yang dihadapi dalam era globalisasi adalah pada peningkatan SDM ( termasuk bagi para petani dan nelayan
kecil).
Berdasarkan hal di atas, maka arah pengembangan pertanian
dan juga perikanan kedepan adalah agribisnis,
yaitu mampu mengembangkan pertanian dan agroindustri atau industri yang
mengolah hasil pertanian/ perikanan dan jasa-jasa yang menunjangnya. Termasuk juga di dalam perikanan, yaitu misalnya di
Indonesia ini dari sisi penawaran, kita memiliki perairan laut seluas 5,8 juta
km2 dan garis pantai sepanjang 90 ribu km, adalah merupakan basis kegiatan
ekonomi perikanan yang sangat besar. Hal tersebut tentu belum termasuk potensi
perikanan air tawar, baik perairan umum (sungai dan danau), budidaya kolam,
budidaya ikan karamba/jarring apung, budidaya ikan rawa dan budidaya ikan sawah
yang juga masih terbuka luas. Khusus tentang arah dari pembangunan perikanan dengan suatu
pendekatan agribisnis adalah dengan membangun dan mengembangkan subsistim
industri hulu perikanan ( pembenihan, industri peralatan tangkap ikan, industri
pakan ikan), subsistim budidaya pasca panen(tangkap), subsistem pengolahan dari hasil
perikanan dan perdagangan, dan subsistem
jasa penunjang ( R and D) dalam suatu sistim yang terintegrasi.
Masih menurut Saragih (1998) pengembangan agribisnis di
Indonesia merupakan tuntutan perkembangan yang logis dan harus dilanjutkan
sebagai wujud kesinambungan,
penganekaragaman dan pendalaman
pembangunan pertanian selama ini.
Pengembangan agribisnis akan tetap
relevan walaupu sudah tercapai setinggi
apapun kemajuan suatu negara.
Bahkan agribisnis akan
menjadi andalan yang utama bagi suatu negara yang masih sangat sulit melepaskan sebuah ketergantungan pembangunan nasionalnya dari sektor pertanian dan pedesaan
seperti Indonesia ini. Beberapa alasan lain untuk memperkuat pilihan pada agribisnis,
adalah: (1) tersedianya bahan baku yang tersedia, (2) akan memperluas daya
tampung tenaga kerja di sektor pertanian dan pedesaan, dan (3) pengembangan
agrobisnis dalam skala kecil lebih mudah
diarahkan untuk lebih bersahabat dengan lingkungan (daripada industri besar),
sehingga dapat menekan kerusakan lingkungan.
Dengan memperhatikan arah dari tantangan pertanian dan juga perikanan
yaitu seharusnya lebih dikembangkan ke arah agribisnis, maka perlu mendapat penekanan
bahwa sasaran strategis pemberdayaan masyarakat bukanlah sekedar peningkatan
pendapatan semata, malainkan juga sebagai salah satu upaya untuk membangun basis-basis ekonomi
yang bertumpu pada kebutuhan masyarakat dan juga sumberdaya lokal yang handal. Dalam
kerangka tersebut, keberhasilan upaya pemberdayaan masyarakat tidak hanya dapat
dilihat dari meningkatnya pendapatan masayarakat melainkan juga aspek-aspek
penting dan mendasar lainnya.
Beberapa aspek penting yang sangat perlu mendapatkan perhatian
dalam pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan, antara lain yaitu :
- Pengembangan
organisasi/kelompok masyarakat yang perlu untuk dikembangkan dan berfungsi dalam
mendinamisir kegiatan produktif masyarakat, misalnya berfungsinya HKTI, HNSI ,
dan organisasi lokal lainya .
- Pengembangan suatu
jaringan yang strategis antar kelompok/organisasi masyarakat yang terbentuk dan
berperan dalam pengembangan masyarakat tani asosiasi dari organisasi petani dan
nelayan, baik dalam skala nasional, wilayah, maupun lokal.
- Kemampuan suatu
kelompok petani dan juga nelayan kecil dalam mengakses sumber-sumber luar yang dapat
mendukung pengembangan mereka, baik dalam bidang informasi pasar, permodalan,
serta teknologi dan juga manajemen, termasuk didalamnya kemampuan lobi ekonomi. Di
sinilah maka perlunya ekonomi jaringan dipembangkan. ekonomi jaringan adalah
suatu perekonomian yang menghimpun para pelaku ekomomi, baik dari produsen,
konsumen, service provider, equipment provider, cargo, dan sebagainya di dalam jaringan yang terhubung baik secara
elektronik maupun juga melalui berbagai forum usaha yang aktif dan juga dinamis. Ekonomi jaringan tersebut harus didukung oleh
jaringan telekomunikasi, jaringan pembiayaan, jaringan usaha dan perdagangan,
jaringan advokasi usaha, jaringan saling belajar, serta jaringan lainnya juga
seperti hasil temuan riset dan juga teknologi/inovasi baru, jaringan pasar, infomasi
kebijakan dan pendukung lainnya yang dapat diakses oleh semua dan tidak
dimonopoli oleh kelompok tertentu ( Sasono, 2000).
-
Pengembangan
kemampuan-kemampuan teknis dan manajerial kelompok-kelompok masyarakat,
sehingga berbagai masalah teknis dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik.
Di sini, selain masyarakat sasaran (petani dan nelayan), juga para petugas
penyuluh/pendamping pemberdayaan masyarakat harus meningkatkan kompetensi diri
sebagai petugas yang mampu memberdayakan , karena banyak diantara mereka justru ketinggalan kemampuannya dengan
kelompok sasarannya.
C. Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Pendidikan
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yaitu tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya, peran dari keikutsertaan masyarakat dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang diharapkan dari masyarakat, antara
lain yaitu :
1) Tenaga yaitu merupakan sebagai sumber atau
tenaga sukarela untuk membantu mensukseskan wajib belajar dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, serta memperbaiki sarana dan prasarana baik secara
individu maupun secara kelompok.
2) Dana, untuk membantu pendanaan
operasional sekolah, memberikan beasiswa, menjadi orang tua asuh, menjadi
sponsor dalam suatu kegiatan sekolah, dan sebagainya.
3) Pemikiran, yaitu memberikan masukan
berupa pendapat pemikiran dalam rangka menjaring anak-anak usia sekolah,
menanggulangi anak putus sekolah, dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Salah satu kebijakan pemerintah menyangkut pembiayaan
pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pada semua jenjang pendidikan (dasar,
menengah dan tinggi) yakni, peningkatan peran serta masyarakat dunia usaha
dalam penyelenggaraan pendidikan ditingkatkan, antara lain dengan mengembangkan
mekanisme kerjasama saling menguntungkan bagi peserta didik, lembaga
pendidikan, dan masyarakat dan dunia usaha. Kelompok masyarakat mampu perlu
didorong untuk memberi sumbangan yang lebih besar dalam membiayai pendidikan.
Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak mampu akan disediakan bantuan, baik langsung
ataupun tidak langsung demi pemusatan dan keadilan pendidikan. dunia usaha
didorong untuk memberi bantuan beasiswa, tenaga fasilitas praktik dan
penelitian. Masyarakat dunia usaha juga diharapkan untuk dapat memberikan pemikiran
dan sumbangan dalam perumusan kebijakan pendidikan.
Sekolah merupakan lembaga yang tidak dapat dipisahkan
masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari
sekolah. Dikatakan demikian, karena keduanya memiliki kepentingan. Sekolah
merupakan lembaga formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih dan
membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan sementara masyarakat
merupakan pengguna jasa pendidikan itu.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu wujud dari pemberdayaan
masyarakat sebagai daya dukung sekolah dalam rangka pengelolaan sekolah secara
efektif dan efisien agar seoptimal mungkin sasaran dan tujuan pendidikan
sekolah dapat tercapai. Partisipasi masyarakat luas seperti, kalangan dunia
usaha, tokoh masyarakat dan organisasi pemerhati pendidikan dengan
upaya-upayanya yang dapat dilakukan mulai pada tahap perumusan kebijaksanaan
implementasi kebijaksanaan secara operasional serta evaluasi dan pengawasan dan
pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya pemberdayaan dari masyarakat petani dan juga nelayan kecil
merupakan jalan yang masih panjang dan masih penuh tantangan. Model pembangunan
ekonomi yang sentralistik
dan juga sangat kapitalistik telah melembaga dengan sangat kuat baik secara ekonomi, politik
maupun budaya, sehingga tidak mudah untuk menjebolnya. Hanya dengan komitmen
yang kuat dan juga keberpihakan yang sangat tulus, serta upaya yang
sungguh-sungguh, pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil tersebut dapat diwujudkan.
Pemberdayaan masyarakat petani dan juga nelayan kecil agar mampu
menjawab tantangan
di era globalisasi ( yaitu menuju usaha agrobisnis) membutuhkan komitmenyang
kuat dari pemerintah, para pelaku ekonomi, rakyat, lembaga pendidikan,
organisasiprofesi, serta organisasi-organisasi non pemerintah lainnya. Komitmen
itu dapatdiwujudkan dalam bentuk
memberikan kepercayaan berkembangnya kemampuan-kemampuan
lokal atas dasar kebutuhan setempat.
Penguatan peranserta masyarakat petani dan nelayan kecil
sebagai pelakupembangunan, karena harus didorong seluas-luasnya melalui program-program pendampingan menuju suatu kemandirian mereka. Disamping
itu pula, perlupengembangan organisasi,
ekonomi jaringan dan faktor-faktor pendukung lainnya.
Dengan usaha pemberdayaan masyarakat yang
demikian itu, mudah-mudahan dapatmembebaskan mereka dari kemiskinan dan
keterbelakangan untuk menuju kehidupan
yang
lebih baik. Semoga.
B. Saran
Semoga
makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan pengetahuan sedikit tentang pemberdayaan masyarakat. Kami mengetahui
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat banyak terdapat kekurangan baik dari
segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca
yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya makalah
yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca. Pesan dari
saya mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak
hal yang belum anda ketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Freire,
Paulo. 1984. Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan (Terj. AA. Nugroho), Jakarta
:
Gramedia.
Karsidi,
Ravik. 2001.Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan
Masyarakat.Dalam Pambudy dan A.K.Adhy (ed.): Pemberdayaan
Sumberdaya
Manusia
Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani, Bogor: Penerbit Pustaka
Wirausaha
Muda.
Korten,
David C. 1984. Pembangunan yang Memihak Rakyat.Jakarta : Lembaga Studi
Pembangunan.
Mahmudi,
Ahmad. 1999. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat. TOT P2KP oleh LPPSLH,
Ambarawa,
27 Nopember 1999.
Pambudy,
Rachmat 1998. Sistem Penyuluhan Agribisnis Peternakan. Draft Disertasi S3 Pasca
Sarjana,
Bogor : IPB (tidak diterbitkan).
Saragih,
Bungaran, 1998. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis
Pertanian,
Bogor: Yayasan Mulia persada Indonesia, Pt.Surveyor Indonesia dan PSP Lemlit
IPB.
izin copy
BalasHapusIzin copy
BalasHapusSiap. Makasih yang sudah berkunjung
BalasHapusIzin copy kak
BalasHapusTerimakasih bang Hasan sangat membantu
BalasHapusIzin copas ka
BalasHapus